Lian
lebih memilih sibuk dengan ponselnya saat teman-teman kelompok diskusinya
membicarakan hal yang menurutnya membosankan. Sampai satu topik menarik
perhatiannya. Zikri, katanya akan pergi ke Yogyakarta besok. Kepalanya langsung
mendongak pada orang yang bersangkutan.
“Lo ngapain mau ke Yogya?”
“Sodara
gue mau nikah.”
“Ooh,”
kalimatnya terdengar masih menggantung. Gadis itu berpikir kalau ia harus
mengucapkan salam yang baik. “Zikri,” panggilnya saat Zikri sudah bersiap
keluar kelas.
Laki-laki
itu menoleh dan memandang tepat ke Lian.
“Eumm”
aduh... sial, dia lupa kalimat yang tadi ia rangkai di otak. Dia jadi gugup kalau
sudah bicara langsung dengan Zikri. “Jangan lupa balik lagi aja, ya. Utang lo masih
banyak.”
Argh,
kok malah kalimat itu yang ia keluarkan. Padahal, tadi dia ingin bilang ‘Hati-hati,
ya’ dengan suara yang ramah.
Tampang
Zikri langsung terlihat sebal. Zikri mengangguk dan mengatakan ‘iya’ berulang
kali sampai wujudnya hilang dari pandangan Lian.
Cerpen ini kubuat karena terinspirasi dari kejadian hari ini. Ceritanya, aku tadi mau bilang A sama temen, eh yang keluar malah B. Kan gak keren jadinya. :')
Dan judul cerpennya, tampaknya tidak menarik. Iya 'kan? ah, saya memang gak pandai bikin judul. Gak ada ide lain selain itu, karena aku mikirnya mendadak :p
0 komentar:
Posting Komentar